Sebelumnya dikisahkan tentang perjalanan bisnis Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pertama kali ke negeri Syam, bersama sang paman, Abu Thalib.

Namun di perjalanan, beliau shallallahu 'alaihi wasallam bertemu seorang pendeta nasrani, Bahirah, yang mengabarkan tanda-tanda kenabian Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Salah satu tandanya ialah, awan menanungi perjalanan nabi dan pohon-pohon sujud kepada beliau.

Bahkan, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendekati sebuah pohon, naungan pohon itu segera berpindah ke arah nabi. Padahal sebelumnya bayangan pohon itu meneduhkan kafilah dagang Quraisy, rombongan nabi.

Masya Allah. Jika pohon saja melindungi dan mencintai nabi, tentulah manusia seharusnya lebih dari itu.

Allahumma shalli wasallim 'ala Muhammad.

#berkisahsirah #berkisah #berkisahuntukanak #pendidikananak #pendidikananakusiadini #pendidikananakmuslim #anakmuslim #aktivitasanak #sirahnabawi #sirahnabawiyyah #kisahislam #kisahdalamalquran #islamicparenting #parentingislami #parenting #aktivitasramadhan #kisah #story #onedayonesirah #kisahrasulullah #hadits #rasulullah

Di usia remaja, nabi sudah melakukan perjalanan bisnis hingga luar negeri. Meski bersama sang paman, perjalanan nabi menjadi awal mula pengalaman bisnis beliau kelak.

Kemana Rasulullah pergi perjalanan bisnis pertama kali?

Ialah Syam, di bagian utara tanah arab.

Wilayah Syam sangatlah luas. Di masa modern, wilayah ini masuk wilayah Palestina, Suriah, Yordania, dan Lebanon.

Adapun Kota Bushra (Basrah) saat ini merupakan wilayah Damaskus, Suriah.

Jarak Kota Makkah ke Bushra sekitar 1.272 km. Jarak antara dua kota ini menjadi perhatian khusus karena terdapat hadits nabi yang menyebutkan bahwasanya itulah jarak antara pintu surga. .

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Jarak antara dua daun pintu surga itu seperti jarak antara Makkah dan Himyar atau sebagaimana jarak antara Makkah dan Bashrah.” (HR. Al Bukhari)

Nantikan kelanjutan kisah perjalanan nabi di post berikutnya.

#berkisahsirah #berkisah #berkisahuntukanak #pendidikananak #pendidikananakusiadini #pendidikananakmuslim #anakmuslim #aktivitasanak #sirahnabawi #sirahnabawiyyah #kisahislam #kisahdalamalquran #islamicparenting #parentingislami #parenting #aktivitasramadhan #kisah #story #onedayonesirah #kisahrasulullah

Sebuah atsar panjang mengisahkan pertemuan Rasulullah dengan Bahirah (Buhairah). Berikut hadits dari Abu Musa Al-Asy’ari dia berkata,

"Abu Thalib pergi ke Syam dengan diikuti oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama dengan tokoh-tokoh Quraisy dan setelah mendekati seorang pendeta, mereka beristirahat, kemudian membiarkan kendaraan mereka mencari kehidupannya. Kemudian pendeta itu keluar menemui mereka, sementara selama ini dia tidak pernah sekali pun menghiraukan kafilah perdagangan itu.

Pendeta itu menelusuri tempat mereka berteduh, hingga menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memegang tangannya. Pendeta tersebut berkata, “Inilah Pemimpin Manusia, Inilah Rasul alam semesta, Dia diutus oleh Allah sebagai pembawa rahmat Alam semesta.” Pemuka Quraisy berkata kepada, “Apa dasar kamu, wahai Buhaira?”

Dia berkata, “Waktu kamu meninggalkan Aqabah, maka tidak ada batu dan pohon kecuali semuanya bersujud kepadanya. Batu dan pohon tersebut tidak pernah bersujud, kecuali untuk seorang Nabi dan saya mengenalnya dengan tanda kenabian di bawah pundaknya seperti buah apel.” Kemudian pendeta tersebut pulang dan membuatkan makanan untuk orang Quraisy.

Sewaktu mereka mendatangi undangannya, Nabi berada di antara unta-unta. Buhaira berkata, “Panggil dia bersama kalian, kemudian dia datang dan awan telah menaunginya.” Setelah mendekat ke kaum, ternyata naungan pohon itu telah melindungi tokoh Quraisy dan tatkala Nabi duduk, tiba-tiba teduh pohon itu beralih ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Buhaira berkata, “Lihatlah bagaimana teduh pohon itu beralih menaunginya.” Kemudian dia berpesan agar tidak membawa Muhammad ke Romawi, karena kalau mereka melihat Muhammad, maka mereka pasti mengenalinya dan akan membunuhnya.

Kemudian tiba-tiba ada tujuh orang yang datang dari Romawi, Buhaira menemuinya dan berkata, “Apa yang menyebabkan kalian datang?” mereka berkata, “Kami datang karena pada bulan ini, ada seorang Nabi yang telah melakukan perjalanan dan tidak ada jalan, kecuali telah ditelusuri dan kami telah mendapatkan informasi bahwa dia melintasi jalan kamu ini.”

Buhaira berkata, “Bagaimana pendapat kalian, jika Allah berkehendak atas sesuatu, adakah seorang dari umat manusia ini yang mampu untuk menahannya?” 

Mereka berkata, “Tidak mungkin.” 

Buhaira berkata, “Kalau begitu baiatlah dia.” 

Mereka membaiatnya dan kemudian bertanya, “Siapakah walinya?” 

Mereka berkata, “Abu Thalib.” 

Abu Thalib senantiasa berusaha hingga dia mengambil kembali Muhammad dan mengutus bersamanya Abu Bakar dan Bilal, kemudian pendeta Buhaira membekalinya dengan kue dan minyak.” 

(HR. Tirmidzi, no. 3620. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa secara sanad, hadits ini dha’if. Syaikh Al-Albani sendiri menyatakan hadits ini shahih, namun tidak ada penyebutan Bilal karena termasuk riwayat yang munkar.)

Selain Abu Thalib, Rasulullah memiliki banyak paman lain. Begitu pula dengan bibi. Namun dari 17 paman-bibi beliau, hanya sedikit yang memeluk Islam. Bisa sebutkan?

Yap, dalam poster, nama bold jingga adalah paman-bibi nabi yang berislam; Hamzah bin Abdul Muthalib, Al Abbas bin Abdul Muthalib, dan Shafiyyah binti Abdul Muthalib. Wallahu a'lam.

#berkisahsirah #berkisah #berkisahuntukanak #pendidikananak #pendidikananakusiadini #pendidikananakmuslim #anakmuslim #aktivitasanak #sirahnabawi #sirahnabawiyyah #kisahislam #kisahdalamalquran #islamicparenting #parentingislami #parenting #aktivitasramadhan #kisah #story #onedayonesirah #keluarganabi #ahlulbait

Setelah Abdul Muthalib meninggal, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diasuh oleh salah satu paman beliau, Abu Thalib. Ia adalah saudara kandung ayah nabi, Abdullah.

Sebagaimana sang kakek, paman nabi pun mencurahkan kasih dan sayang kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Meski Abu Thalib hanya memiliki sedikit harta, kehadiran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di rumahnya telah membawa keberkahan.

Makanan yang sedikit mampu mengenyangkan seluruh keluarga Abu Thalib. Nabi pun memiliki sifat qana'ah, yakni merasa cukup dengan apa yang Allah rezekikan. Sifat beliau pun menjadi teladan bagi putra-putri Abu Thalib.

Di antara anak-anak Abu Thalib, ada beberapa shahabat nabi loh. Siapa ya mereka? Ada yang bisa sebutkan? 

#berkisahsirah #berkisah #berkisahuntukanak #pendidikananak #pendidikananakusiadini #pendidikananakmuslim #anakmuslim #aktivitasanak #sirahnabawi #sirahnabawiyyah #kisahislam #kisahdalamalquran #islamicparenting #parentingislami #parenting #aktivitasramadhan #kisah #story #onedayonesirah

Abdul Muthalib merasakan hatinya begitu pedih atas musibah yang dialaminya, yakni meninggalnya Aminah. Timbullah rasa kasih sayang kepada nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan kasih sayang yang belum pernah ia berikan kepada salah seorang dari anak-anaknya.

Ia agungkan kedudukan cucunya itu.

Ia utamakan di atas anak-anaknya.

Ia muliakan dengan setinggi-tinggi kemuliaan.

Dan... Ia dudukkan nabi di tempat duduk khusus di mana tak ada seorang pun yang berani duduk di atasnya.

Ia usap punggung cucunya itu dan merasa senang melihat tingkahnya.

Abdul Muthalib merasa yakin bahwa anak itu kelak akan memiliki kedudukan besar.

Namun ia wafat 2 tahun kemudian, dimana umur nabi waktu itu masih 8 tahun lebih 2 bulan 10 hari.

Diambil dari: "Raudhah Al Anwar fi Sirah An Nabiy Al Mukhtar" karya Shafiyyur-Rahman Al Mubarakfurry.

#berkisahsirah #berkisah #berkisahuntukanak #pendidikananak #pendidikananakusiadini #pendidikananakmuslim #anakmuslim #aktivitasanak #sirahnabawi #sirahnabawiyyah #kisahislam #kisahdalamalquran #islamicparenting #parentingislami #parenting #kisah #kisahislam #kisahrasulullah #kisahrasulullah #sirahrasulullah #onedayonesirah #aktivitasramadhan #aktivitasramadhananak

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lahir dari keluarga yang istimewa. Bukan hanya dari Quraisy, suku terbaik bangsa Arab, beliau pula berasal dari bani terbaik suku tersebut, yakni Bani Hasyim.

Ayah beliau, Abdullah merupakan pria "kebanggaan" karena akhlaknya yang baik. Bahkan kakek nabi, Abdul Muthalib, juga pria yang dihormati karena kepemimpinannya.

Abdul Muthalib merupakan putra Hasyim dari seorang ibu luar biasa. Hasyim menikah dengan Salma, seorang wanita Yatsrib (Madinah) dari Bani 'Adi bin An Najjar. Ibunya adalah wanita yang tangguh lagi tegar. Saat hamil, Salma kehilangan suami tercinta. Hasyim meninggal di perjalanannya menuju Syam. Tepatnya di Kota Gaza, kini Palestina. 

Salma melahirkan seorang putra yang diberi nama Syaibah karena ada uban di kepalanya. Syaibah tumbuh besar di tengah keluarga ibunya. Sementara keluarga Hasyim di Makkah tak tahu menahu tentang si bungsu putra Hasyim.

Ketika usia 8 tahun, Syaibah dijemput Muthalib, pamannya dari keluarga Hasyim. Ia pun dibawa ke kota Makkah. Setiba di Makkah, orang-orang tak tahu perihal putra Hasyim. Mereka mengira Syaibah adalah budaknya Muthalib. Karena itulah ia pun dikenal dengan nama Abdul Muthalib. 

Syaibah atau Abdul Muthalib pun tumbuh besar di Makkah dan menjadi pemimpin Quraisy yang bijaksana. 

Ia ditaati, dihormati, dijuluki Fayyad (yang murah hati) karena kedermawanannya.

Ia gemar memberi makan fakir miskin, binatang liar, bahkan burung-burung.

Ia lah yang menemukan kembali sumur zamzam yang hilang bertahun-tahun lamanya karena ditimbun suku Jurhum saat mereka pergi dari Makkah.

Ialah yang bernegosiasi dengan Abrahah si raja tentara bergajah.

Ialah yang melindungi nabi dan mengasuhnya dengan penuh cinta dan kasih.

Ialah yang memberi nama "Muhammad" dan yakin betul cucunya akan menjadi orang besar. 

Ialah Abdul Muthalib, kakek kesayangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

#berkisahsirah #berkisah #berkisahuntukanak #pendidikananak #pendidikananakusiadini #pendidikananakmuslim #anakmuslim #aktivitasanak #sirahnabawi #sirahnabawiyyah #kisahislam #kisahdalamalquran #islamicparenting #parentingislami #parenting #kisah #story #onedayonesirah