Ada kisah terkenal tentang upaya dakwah nabi shallallahu 'alaihi wasallam pertama kali. Pada suatu hari, di bukit Shafa beliau berdiri. Saat itu hari masih sangat pagi.
Berseru Nabiyullah, "Wahai Shabiah!"
Shabiah adalah sebutan untuk orang-orang agar berkumpul di waktu pagi. Maka berkumpullah suku-suku Quraisy memenuhi panggilan nabi. Mereka bertanya-tanya ada apa ini.
Rasulullah lalu memanggil para suku.
"Wahai Bani Fihr! Wahai Bani 'Adi!,” Nabi menyebut suku-suku quraisy satu per satu.
Lalu beliau kembali berseru,
"Bagaimana menurut pendapat kalian bila aku beritahukan bahwa ada sekelompok pasukan berkuda di lembah sana yang ingin menyerang kalian? Apakah kalian mempercayaiku?"
Tentu saja orang-orang berkata bahwa mereka akan percaya.
Sebab sosok Muhammad yang mereka kenal tak pernah sekalipun berdusta.
Bahkan gelar Al-Amin diberikan kepadanya.
Sebab Muhammad adalah sosok yang selalu dipercaya.
Maka Rasulullah pun memulai dakwahnya. Menyeru mereka yang berkata percaya,
"Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan kepada kalian terhadap azab yang amat pedih."
Rasulullah kembali berseru,
"Wahai orang-orang Quraisy, selamatkanlah diri kalian dari api neraka.
Wahai Bani Ka'ab, selamatkanlah diri kalian dari api neraka.
Wahai Fathimah binti Muhammad, selamatkanlah dirimu dari api neraka.
Demi Allah, sesungguhnya aku tidak memiliki sesuatu pun untuk menyelamatkan kalian dari siksa Allah sedikitpun.
Hanya saja, kalian adalah kerabatku. Maka aku akan menyambung tali kekerabatan tersebut."
Namun Abu Lahab mengacaukan seruan pagi.
Menjawab seruan dengan menghina nabi.
Ia berseru dengan keangkuhan hati.
"Celaka kau sepanjang hari ini!
Apakah hanya untuk ini
kau mengumpulkan kami?!"
Lalu setelah itu, turunlah firman dari Ilahi.
Ialah Surat Al-Lahab yang berbunyi:
"Celakalah kedua tangan Abu Lahab..."
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa...
dst hingga akhir ayat.
Setelah peristiwa itu, Rasulullah makin gencar berdakwah lilahi ta'ala.
Agar kaum Quraisy meninggalkan berhala.
Beliau menyeru agar peribadatan hanya kepada Allah saja.
Memberi pelajaran bahwa kelak akan ada balasan surga dan neraka.
Semua itu beliau lakukan dengan terang-terangan.
Di pagi dan sore hari beliau terus mengajak manusia kepada Islam.
Hingga kaum kafir merasa terusik dan terancam.
Muncullah perlawanan, perlakuan kasar dan beragam hinaan.
Keluarga Rasulullah dikenal dengan Bani Hasyim, atau keluarga Hasyimiyah. Ialah salah satu bani ternama di antara suku Quraisy.
Nama bani diambil dari kakek beliau, Hasyim bin Abdu Manaf. Nama asli beliau adalah Amru. DijulukiHasyim karena beliau adalah orang yang pertama kali memberikan remukan roti bercampur kuah kepada jamaah haji di Makkah.
Masih ingat nama lengkap Rasulullah secara nasab?
Muhammad Rasulullah bin Abdullah bin Abdul Muthalib (Syaibah) bin Hasyim (Amru) bin Abdu Manaf (Al-Mughirah) bin Qushay (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Ialah Quraisy. Cikal bakal suku Quraisy).
Kisah Perjuangan Rasulullah Mendakwahi Bani Hasyim
- February 02, 2022
- By Afriza
- 0 Comments
Setelah mendapat perintah dari Rabbul 'Alamin, Rasulullah mengundang keluarganya dari Bani Hasyim.
Mereka pun memenuhi undangan. Sebab kala itu, tidak ada yang lebih utama dibanding kekerabatan. Bahkan turut serta beberapa orang dari Bani Al-Muththalib bin Abdi Manaf yang juga keluarga nabi dari pihak paman.
Mereka yang datang berjumlah 45 orang. Semuanya pria dewasa. Setelah semua tiba, Rasulullah pun hendak berbicara.
Namun belum sepatah kata pun keluar dari lisan Rasulullah, seseorang memotong dengan angkuhnya. Ialah Abu Lahab. Paman sekaligus tetangga terdekat Nabi Muhammad.
Abu Lahab memotong ucapan Rasulullah seraya berkata dengan hinaan, celaan, keangkuhan:
"Mereka yang hadir adalah paman-pamanmu, sepupu-sepupumu. Bicaralah dan tinggalkanlah masa kekanak-kanakkan! Ketahuilah bahwa kaummu tidak memiliki cukup kekuatan untuk melawan bangsa Arab! Akulah orang yang berhak membimbingmu! Cukup bagimu suku dari pihak ayahmu!
Kalau kau bersikeras melakukan apa yang kau lakukan sekarang, maka lebih mudah jika seluruh suku Quraisy bersama bangsa Arab bergerak memusuhimu! Aku tidak pernah melihat seseorang yang datang dengan membawa sesuatu yang lebih jelek dari apa yang telah kau bawa ini!"
Lalu, apa yang dilakukan Rasulullah menghadapi celaan sang paman, Abu Lahab?
Ternyata, Rasulullah tidaklah membalasnya, tidaklah mengucap hal serupa, tidaklah diri membela, tidaklah berkata-kata. Beliau dengan kesantunannya, memilih diam dan tidak berbicara pada majelis itu.
Beberapa waktu kemudian, Rasulullah mengundang mereka kembali. Di pertemuan kedua, kondisi lebih terkendali. Maka bicaralah nabi, berdakwah tentang mentauhidkan Ilahi.
"Alhamdulillah, aku memuji-Nya, meminta pertolongan, beriman serta bertawakal kepada-Nya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi selain Allah semata, tiada sekutu bagiNya."
Selanjutnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, "Sesungguhnya seorang pemimpin tidak mungkin membohongi keluarganya sendiri.
Demi Allah yang tiada Ilah yang berhak disembah selain-Nya, sesungguhnya aku adalah utusan Allah yang datang kepada kalian secara khusus, dan kepada manusia secara umum.
Demi Allah, sungguh kalian akan mati sebagaimana kalian tidur dan kalian akan dibangkitkan sebagaimana kalian bangun dari tidur. Sungguh kalian akan dihisab terhadap apa yang kalian lakukan. Sesungguhnya yang ada hanya surga yang abadi atau neraka yang kekal."
Paman tercinta nabi, sekaligus pemimpin kaum Quraisy, Abu Thalib, memberikan komentar,
"Alangkah senangnya kami membantumu, menerima nasihatmu, dan sangat membenarkan kata-katamu. Mereka dari suku-suku bapakmu, telah berkumpul. Sesungguhnya aku hanyalah salah seorang dari mereka. Namun aku adalah orang yang paling cepat menanggapi apa yang kau sampaikan.
Teruskan apa yang telah diperintahkan kepadamu. Demi Allah, aku tetap akan melindungi dan membelamu. Tetapi diriku tidak memiliki cukup keberanian untuk berpisah dengan agama Abdul Muththalib."
Lalu Abu Lahab menolak ucapan Abu Thalib. Ia menyulut kebencian kepada nabi. "Demi Allah, ini benar-benar merupakan aib besar! Cegahlah Muhammad sebelum ia berhasil menyeret orang lain!"
Namun Abu Thalib menjawab,"Demi Allah, sungguh selama kita masih hidup, kita akan membelanya.”
Setelah pertemuan itu, Rasulullah mendapat jaminan perlindungan dari sang paman, Abu Thalib.
Sebagai pemimpin, Abu Thalib pun diikuti dan dihormati. Sebagian besar keluarga Bani Hasyim turut serta melindungi Rasulullah. Meski demikian, mereka enggan beriman dan bersyahadat.
Namun ada pula beberapa paman yang menentang keras. Salah satunya adalah Abu Lahab.
(Sumber: Fiqhus Sirah, Ibnul Atsir)
Perintah shalat lima waktu memang baru disyariatkan setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menempuh perjalanan Isra' Mi'raj.
Namun, tahukah kamu?
Sebelum disyariatkan shalat yang lima, Rasulullah dan para shahabat sudah mendirikan shalat. Bahkan jauh sebelum itu, para nabi dan rasul sebelum diutusnya Rasulullah pun sudah melaksanakan shalat tersebut.
Shalat apakah itu?
Allah mewajibkan shalat dua rakaat pada pagi hari dan dua rakaat pada petang hari, pada masa awal Islam.
Yakni sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari.
Hal ini berdasarkan firman Allah, “Dan, bertasbihlah seraya memuji Rabbmu pada waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Mu’min: 55).
(Sumber: Ar-Rahiq Al-Makhtum karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury)
Allah warasuluhu a'lam.
Daftar Nama Shahabat yang Termasuk As-Sabiqunal Awwalun
- February 02, 2022
- By Afriza
- 0 Comments
Setelah mendakwahi keluarga dan shahabat dekat, Rasulullah berdakwah dengan cara perorangan.
Secara sembunyi-sembunyi, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi orang sekitar dan mengajarkan Islam.
Wahyu yang turun kala itu adalah ayat-ayat pendek yang indah lagi lembut.
Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu kemudian membantu nabi menyerukan dakwah tauhid. Melalui seruan Ash-Shiddiq, masuk Islamlah beberapa shahabat ternama. Di antaranya:
- Utsman bin Affan
- Az Zubair bin Awwam
- Abdurrhman bin Auf
- Thalhah bin Ubaidillah
- Sa’ad bin Abi Waqqash
Radhiyallahu ‘anhum.
Merekalah shahabat yang lebih dulu masuk Islam. Merekalah generasi pertama peraih cahaya Islam.
Nama-nama lain yang juga masuk Islam di awal dakwah, di antaranya:
- Bilal bin Rabbah Al-Habsyi
- Abu Ubaidah bin Al-Jarrah
- Abu Salamah bin Abul Asad
- Al-Arqam bin Abil-Arqam
- Utsman bin Mazh’un dan kedua saudaranya, Qudamah dan Abdullah
- Ubaidah bin Al-Harits bin Al-Muthalib
- Sa’id bin Zaid dan istrinya Fathimah binti Khaththab (saudari Umar bin Khaththab)
- Khabbab bin Al-Arrat
- Abdullah bin Mas’ud
Radhiyallahu ‘anhum.
Dan masih banyak lagi. Ibnu Hisyam menghitung jumlah mereka lebih dari 40 orang. Namun siapa saja nama selain yang disebutkan diatas, masih perlu diteliti lagi. Merekalah yang dijuluki As-Sabiqun Al-Awwalun.
“Setelah itu, banyak orang yang memeluk Islam, baik laki-laki maupun wanita. Sehingga nama Islam menyebar di seluruh Makkah dan banyak yang membicarakannya.” (Sirah Ibu Hisyam)
Semoga kita bisa mengikuti jejak mereka.
Semoga kita bisa berkumpul bersama Rasulullah dan para shahabat beliau di jannah-Nya.
Inilah Gambaran Telaga Rasulullah Al Haudh
Kelak, di Hari Kiamat, terdapat telaga milik Rasulullah shallalhu 'alaihi wasallam. Muslimin akan berbondong-bondong ke sana dan disambu...