11 Ramadhan; Wafatnya Ulama Tabi’in, Sa’id bin Jubair




Sa’id bin Jubair merupakan ulama tabi’in yang terkenal cerdas dan bijak. Ia merupakan orang Habasyah. Namun meski berkulit hitam, para pemuda Islam berbondong-bondong untuk belajar kepadanya.

Ia belajar Islam dari sederet shahabat Rasulullah. Beberapa guru-gurunya yakni Abu Said al-Khudri, Adi bin Hatim ath-Tha-i, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, bahkan Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu ‘anhum.

Sayangnya, ulama yang sangat dibutuhkan umat ini harus menemui ajalnya. Ia dihukum mati oleh Gubernur Hajjaj yang kejam. Sang gubernur dari Kekhalifahan Bani Umayyah ini memang gemar menumpahkan darah. Tak sedikit tabi’in yang dihukum hanya karena memperingatkannya agar menjadi pemimpin yang saleh dan adil.

Demikian pula degan Sa’id bin Jubair. Ia dihukum mati oleh Hajjaj yang kejam, tepat di tanggal 11 Ramadhan 94 Hijriyah. Saat itu, Sa’ad berusia 49 tahun.

Sebelum dihukum Hajjaj sempat berdialog dengan Sa’id bin Jubair. Pertanyaan demi pertanyaan dapat dijawab dan dibantah dengan keluasan ilmu yang dimiliki Sa’id.

“Khalifah yang mana dari Bani Umayyah yang paling kau sukai?” tanya Hajjaj.
“Yang paling diridhai Pencipta mereka,” jawab Said.

“Manakah yang paling diridhai Rabnya,” Hajjaj menajamkan pertanyaan.
Said menjawab, “Ilmu tentang itu hanyalah diketahui oleh Yang Maha Mengetahui yang tampak dan yang tersembunyi.”
“Bagaimana pendapatmu tentang diriku,” tanya Hajjaj lagi.

“Engkau lebih tahu tentang dirimu,” jawab Said.
“Aku ingin mendengar pendapatmu,” kata Hajjaj.


Said berkata, “Itu akan menyakitkan dan menjengkelkanmu.”
“Aku harus tahu dan mendengarnya darimu,” paksa Hajjaj.

Said mengatakan, “Yang kuketahui, engkau telah melanggar Kitabullah. Engkau mengutamakan hal-hal yang kelihatan hebat, padahal justru membawamu ke arah kehancuran. Dan menjermuskanmu ke neraka.”

Hajjaj yang murka mengatakan, “Kalau begitu, demi Allah aku akan membunuhmu.”
“Bila demikian, engkau telah merusak duniaku dan aku merusak akhiratmu,” Said menanggapi dengan santai.

“Pilihlah untukmu, cara kematian yang kau sukai,” tantang Hajjaj.
“Pilihal sendiri wahai Hajjaj. Demi Allah, untuk setiap cara yang kau lakukan, Allah akan membalasmu dengan cara yang setimpal di akhirat.” kata Said.

“Tidakkah engkau menginginkan ampunanku,” kata Hajjaj.
“Ampunan itu hanyalah dari Allah. Sedangkan engkau tak punya ampunan dan alasan lagi di hadapan-Nya,” kata Said.
Memuncaklah kemarahan Hajjaj. Kepada algojonya ia perintahkan, “Siapkan pedang dan alasnya!”

Said tersenyum mendengarnya. Sehingga bertanyalah Hajjaj, “Mengapa kau tersenyum?!”
“Aku takjub akan kecongkakanmu terhadap Allah dan kelapangan Allah terhadapmu,” jawab Said.
Hajjaj berkata, “Bunuh dia sekarang!!”

Said menghadap kiblat sambil membaca firman Allah, “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (QS. Al-An’am: 79).

“Palingkan ia dari kiblat,” perintah Hajjaj.

Kemudian Said membaca firman Allah, “Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.” (QS. Al-Baqarah: 115).
“Sungkurkan dia ke tanah,” kata Hajjaj

Kemudian Said membaca, “Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.” (QS. Thaha: 55).

Hajjaj pun geram, ia berkata, “Bunuh dia!!!! Aku belum pernah menjumpai orang yang suka berdalih dengan ayat-ayat Allah seperti dia.”

Said mengangkat kedua tangannya sembari berdoa, “Ya Allah, jangan lagi Kau beri kesempatan ia melakukannya atas orang lain setelah aku.”

Wafatlah Sa’id bin Jubair di tangan algojo Hajjaj yang kejam. Namun terhitung 15 hari setelah wafatnya sang ulama tabi’in, Hajjaj mendapat penyakit mematikan. Allah menghukum Hajjaj yang kejam dan jahat itu dengan demam yang sangat menyakitkan. Hajjaj sering pingsan karena tak tahan menahan sakitnya. Hingga kemudian, ia pun meninggal dunia.

Semoga Allah memberikan segala kenyamanan surga bagi Sa’id bin Jubair, dan memberikan panasnya neraka yang paling dasar untuk Hajjaj gubernur yang kejam.




#berkisahsirah #sirahtabiin #saidbinjubair #baniumayyah #sejarahislam #islamicstory #kisahislam #kisahislami  #ramadhan2018 #kisahramadhan #sejarahramadhan #aktivitasramadhananak #anakmuslim #aktivitasramadhan #aktivitasanak #mendongeng #berkisah #berkisahbukanmendongeng #kisahinspiratif #11ramadhan


You Might Also Like

0 comments

Inilah Gambaran Telaga Rasulullah Al Haudh

Kelak, di Hari Kiamat, terdapat telaga milik Rasulullah shallalhu 'alaihi wasallam. Muslimin akan berbondong-bondong ke sana dan disambu...